Ignition coil mengasilkan tegangan tinggi yang dapat membelokkan lontaran api antara elektroda dan busi.
Kumparan primer dan sekunder dililitkan di sekitar inti. Kumparan sekunder dililitkan sekitar 100 kali lebih banyak daripada kumparan primer.
Salah satu ujung dari ujung kumparan primer dihubungkan ke igniter, dan satu ujung kumparan sekunder dihubungkan ke busi. Ujung-ujung lainnya dihubungkan ke batere.
1. | Arus mengalir ke kumparan primer |
Ketika mesin bekerja, arus dari batere mengalir melalui igniter ke kumparan primer, sesuai dengan sinyal waktu pengapian (IGT) yang di-output oleh mesin ECU. Hasilnya, garis-garis gaya magnet dihasilkan di sekitar coil, yang berisi inti di pusatnya.
2. | Arus berhenti ke kumparan primer |
Ketika mesin terus bekerja, igniter dengan cepat menghentikan arus ke kumparan primer, sesuai dengan sinyal IGT yang di output oleh mesin ECU. Hasilnya, gaya magnet dari kumparan primer berkurang. Dan, EMF (Electromotive Force) dihasilkan pada arah yang menghalangi hilangnya gaya magnet melalui induksi sendiri kumparan primer dan induksi bersama kumparan sekunder. Efek induksi sendiri menghasilkan sekitar 500 V EMF dalam kumparan primer, dan efek induksi bersama dari kumparan sekunder menghasilkan tegangan EMF yang tinggi (sekitar 30 kV). Ini mendorong busi menghasilkan lontaran api.
Semakin tiba-tibanya arus primer berhenti dan lebih besarnya arus primer, lebih tinggi pula tegangan sekundernya.
|
|
Belum ada tanggapan untuk "Ignition Coil"
Posting Komentar